Dipendam Terpaksa

Syifa Kamila
Jan 5, 2022

--

Photo by Everton Vila on Unsplash

Semalam kamu duduk dengan secangkir kopi dan satu bungkus rokok sambil menatap dan menyapaku. Sedikit canggung, tapi bukankah selalu seperti itu? Dimulai dari percakapan basi yang entahlah aku pun lupa karena benar-benar basi. Tapi bodo amat, toh rasanya tenteram.

Lewat tulisan ini ingin kusampaikan, aku tidak berbakat dalam kebohongan, pun membiarkan ingatan ini pupus begitu saja. Pertemuan semalam terus mengganggu pikiranku, rasanya bagai telentang dibawah pohon rindang yang besar, daunnya terbang dibawa angin kesana kemari dengan ragaku yang turut melayang tinggi menyapa langit.

Nyatanya aku terbuai melihat cahayamu bertebaran. Indah, silau, kabur dan membutakan.

Sampai-sampai aku jatuh pada keputusan kembali ke bumi dan berhenti menangkap cahayamu.

Ah sial, rupanya kamu hebat!

--

--